JOMBANG - Tanpa alas kaki, ia menyusuri jalan setapak yang penuh lumpur itu. Tak ada rasa jijik. Wajah mungil tak berdosa yang telah menanti, menjadi roda penggerak langkah kakinya. Hanya satu tujuan dalam hati, ia harus tiba secepatnya. Sebelum hujan kembali mengguyur.
Sudah lebih satu kilometer, Nurul Indrawati berjalan. Dihadapannya, tiga aliran sungai menantinya untuk ditaklukkan. Batuan lincin sering kali nakal dan membuat telapak kakinya terpeleset. Namun, Nurul sudah hafal betul dengan candaan mereka. Sebab, sudah 15 tahun ini, ia selalu menyusuri jalanan itu.
Selepas menyebrangi sungai, Nurul harus kembali mengayunkan langkah. Setapak demi setapak ia susuri tanpa mengeluh. Masih tiga perempat perjalanan lagi yang harus ditempuhnya untuk tiba di tempat ramah itu. Yakni di Dusun Nampu, Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang.
Ya, Nurul Indrawati merupakan bidan di Desa Pojok Klitih, Kecamatan Plandaan, Kabupaten Jombang. Sejak tahun 2001 silam, perempuan berusia 39 tahun ini, bertugas menjadi tenaga kesehatan yang melayani warga di tujuh dusun. Salah satunya yakni Dusun Nampu itu. Dusun yang berada di wilayah perbukitan bagian barat daya Kabupaten Jombang dan langsung berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk.
15 tahun sudah, Nurul mengabdikan diri untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga di Dusun Nampu. Banyak pengalaman berharga yang pernah ia dapatkan selama mengabdi di tempat itu.
"Suka dukanya banyak. Yang pasti sangat bangga bisa mengabdi disini," kata Nurul.
Menurut Nurul, berjalan kaki sejauh empat kilometer ini sudah biasa ia lakoni sejak dulu. Bila musim hujan tiba, ia terpaksa harus mengayunkan langkah kakinya untuk bisa memberikan pelayanan bagi warga Nampu. Maklum saja, tak ada jembatan penghubung yang bisa digunakan sebagai akses menuju dusun yang dihuni 44 kepala keluarga itu.
"Kalau hujan sepeda motor tidak bisa sampai kesini. Karena air sungainya cukup tinggi, dan jalannya licin. Hanya saat kemarau bisa dilalui,” imbuhnya.
Meski demikian, lanjut Nurul, perjuangan berat itu terbayar lunas saat ia melihat senyum warga dan balita di Dusun Nampu. Terlebih lagi, jika para balita di tempat itu bisa tumbuh baik dan rutin mendapatkan jatah imunisasi yang diberikan pemerintah melalui dirinya.
"Selain itu, banyak pengalaman, diantaranya semua kasus persalinan disini itu hampir semuanya saya yang menangani dan pengalaman seperti itu belum tentu didapatkan oleh orang lain,” ungkapnya.
Bagi Nurul, menjadi tenaga pelayanan kesehatan masyarakat yang bertugas di daerah terpencil diyakininya sebagai tanggung jawab sosial yang senantiasa melekat pada dirinya. Sekaligus, sebagai kesetiaan terhadap sumpah jabatan sebagai tenaga medis.
”Dalam sumpah janji bidan itu, dari awal sudah siap ditempatkan dimanapun. Jadi menurut saya, bekerja dimanapun itu sama saja, yang penting niatnya,” tandasnya.
Dikutip dari laman Okezone.com
EmoticonEmoticon